restusamya
Jumat, 30 Desember 2011
Sebuah Rasa dalam Sebatang Eskrim
part 2
1.
Duniaku
Dunia Kampus
Dan serangan pun bertambah dan ketukan pintu kamar pun
datang bertubi-tubi. Tok...tok...tok...bunyi pintu pun
2) nyantai
|
semakin terdengar dengan jelas, dan pada saat Green
membuka pintu...
“Green...bukannya hari ini kuliah jam tujuh ya????ko
belum berangkat? Bangun jam berapa tadi?”Arne pun mulai melontarkan
serangannya.
Green menghela nafas untuk menjawab pertanyaan serangan
itu....
“iya ni Ar, aku kesiangan, ni baru selese pake baju mau
makan dulu ya..” ujar Green yang langsung mengambil piring, membuka rice cooker mungil, dan...
“aduh,,mampus nasinya abis, aku lupa masak nasi” keluh
Green.
“Arne..!!! kamu masak nasi ngga? Aku lupa, nasiku abis”
teriak Green yang hampir bikin dunia bergoncang.
“iya ada, ambil aja, nasinya ada di kamar” teriak Arne
dari dalam kamar mandi.
Acara makan selesai dengan penuh kenikmatan nasi putih
yang ditutupi abon yang berasal dari ikan mujaer membuat Green terlena
seketika. Green pun mengunci pintu,berlari-lari, dan ketika berada
ditengah-tengah jalan di depan kampus, getaran dari handphone pun dirasakan
Green. Satu pesan singkat masuk dan kali ini datang dari Purbarani Ayu Anata
alias Ayu yang membuat Green cukup kaget.
Green kamu msh di
kosan ga??
aku kesana ya,
dosennya ga dateng cuma ngasih tugas... :-p
nb : ga usah bales
ya, ni handphone sekarat, lg ga ada kiriman pulsa
Langkah Green terhenti, mentari pun langsung menciut,
meredup, hembusan angin seakan terhenti, karena kalah dengan panas tubuh Green
yang terbakar kekesalan, dengan berat hati dia membalasan pesan itu.
Si Putih : sabar green, ini suatu pertanda buat
kamu agar kamu tidak berleha-leha dengan waktu,
Si hitam
: waduh green tu dosen ngeselin banget, bilang dulu kalu ga bakalan
masuk teh, jadi kan tadi bisa tidur lagi..
Apa Yu? Aku di
tengah-tengah antara kosan ma kampus :-p
Kaki Green tak beranjak sedikitpun , begitu pula kepalanya
yang sejak tadi tak pernah tegak, terus menekuk.
“woi Green lagi ngapain? Mana yang lain?” sapa Bineka
Arditama temen cowonya Green yang memang pendiam dan paling ga tega kalau liat
perempuan yang dia sayangi ngomel sambil nangis.
“hhh...Tama?! sejak kapan?” ujar Green dengan lemas dan
agak terkejut.
“sejak tadi ayankku sayang,,knapa sendirian berdiri?”
gombalan khas Tama.
“oh.... tadinya mau kuliah..”
“terus???” potong Tama.
“bentar ya, yang sabar dengernya,”
Sambil menghela nafas.
“tadinya mau kuliah, tapi pas sampai di sini, aku dapat
sms dari Ayu, dan bilang kalo dosennya ga datang, ga gondok gimana, udah
buru-buru lari eh malah ga ada kuliah” emosi Green mulai menaik.
“kamu kesiangan lagi ya?” ledek Tama sambil mengambil tas
merah Green yang kelihatannya memang berat.
“iya emang kenapa?? Kamu juga suka kaya gitu kan...”
balas Green dengan muka yang memerah jengkel tapi drastis berubah jadi
tersenyum dengan penuh ledekan.
Mengakhiri topik pertengkaran mereka yang penuh ledekan
dan sedikit rayuan gombal Tama mulai mengakhirinya.
“makan yu?? Laper neeh, blum sarapan yank,” rayu Tama.
“aku udah, memangnya kamu belum sarapan dari rumah?”
tanya Green.
“yauda temenin aku aja yuk!!” paksa Tama.
“belom Greenku yang manis, tadi buru-buru” lanjut Tama.
Wajah Green mulai memperlihatkan kebingungan. Alisnya
berkerut, bibir mungilnya tersenyum kaku.
“ku pikir hari ini kuliah jam tujuh, eh pas sampe kampus
kelasnya kosong, dan pas aku nanya Farei, dia bilang hari ini ga ada kuliah,
jadwalnya ngga jadi dipindah ke pagi ini,” jelas Tama secara rinci yang membuat
Green ternganga bengong dan membuat matanya hampir tak berkedip.
“parah kan??” kata Tama dengan wajah agak menunduk.
“lha terus ko tadi pagi pas aku bangun Farei udah ngilang
dari kasur mungilnya? di kirain kuliah, mana ngga ngebangunin lagi”,Green
merasa amat sangat gondok sekaligus bingung. Hatinya terus menerawang, Farei kemana ya?? Tuh anak aneh banget,
pergi ga bilang-bilang.
“ga tau....ada acara lain kali,” celetuk Tama dengan
entengnya tanpa menghiraukan wajah Green yang semakin terlihat panik. Panik apa bingung ya, beda tipis lah,
he......
Langkah mereka pun beranjak menuju sebuah warung yang
berisi nasi pecel yang sangat enak.
***
Selasa, 20 Desember 2011
Sebuah Rasa dalam Sebatang Eskrim
part 1
1.
Duniaku
Dunia Kampus
Pagi berlalu begitu menyejukan, hembusan angin terasa
mengikat tubuh, mentari tersenyum dengan sinarnya menyambut datngnya hari di
pagi ini.
Di suatu tempat yang mungil dengan cat kuningnya yang
selalu terlihat terik seperti matahari di siang hari dan tempelan-tempelan
kertas yang berisikan catatan tugas-tugas yang selalu setia menghiasi lapisan
dinding kamar, serta sahabat karibnya dari SMA yang selalu setia menemani
Falena Reisyani. Di sanalah, Rainbow Greenea tinggal dan menetap.
Di pagi itu Green mulai membuka matanya, melepas boneka
putih kecil empuk yang selalu
dipeluknya. Tangannya terasa sangat berat untuk melepas sehelai selimut
bermotif polkadot warna-warni yang beratnya pun sepertinya tak sampai
berkilo-kilo.
“uh....tunduh,ih
mani tiris pisan1),cuacanya ga bisa dikompromi banget, mana
kuliah pagi,”ujar Green sambil ngucek-ngucek mata. Dan “TIDAKKK!!! Jam gue
kecepetan ya?” sambil melihat jam yang menunjukan tepat pukul tujuh.
“ah... aku kesiangan,”lari-lari keliling kamar nyari
handuk yang tempatnya tetap menggantung di tempat biasa, nyari peralatan mandi
lah, dan yang lebih parah lagi Green terus melihat jam berulang-ulang.
“aduh aku belum mandi belum makan juga, mana dosennya
suka datang sebelum jam tujuh lagi,” keluh cewe rantau ini. “huuuaaaa....”
Green pun berlari memburu kamar mandi yang biasanya dipenuhi antrian penghuni
kost-an lainnya, dan untungnya kali ini sepi. (ya iyalah lagian anak-anak yang
lain kan uda pada kuliah).
1)
Uh...ngantuk,
aduh dingin banget
|
“ah...aku males
banget buat bangun dari si empuk ini, lagian kan kuliahnya juga ntar sore.”
Satu lagi mahasiswa yang lumayan males, dan selalu berat buat melepaskan badan
dari si empuk kasur gulung. Akra. Nama lengkapnya padahal sangat keren, Pangestu
Akrama.
Drt..drt.. getar handphone mungil yang sedikit jadul
dilengkapi intro dari lagu The Dance Company terdengar mengiringi satu pesan
singkat. “aduh, siapa sih? Ganggun tidur aja neeh,” ketus Akra sambil meraba
handphone yang ada di karpet bawah. Dan ketika layar uda di depan mata, satu
pesan diterima.
Yank, dah
bangun?jgn tlat hayo,,jangan ampe tidur lge ya.... ;-)
Satu pesan yang ternyata dari sang adik alias si neng
(itu panggilan sayangnya), tapi adiknya ketemu gede aja seeh. “huh..!”celetuk
cowo yang hobi memakai jaket ini. Jengkelnya Akra sambil membalas pesan singkat
itu.
Iya, uda ko yank...
Ga bakal telat
dung,kan kuliahnya juga sore..
Tanpa menjawab pertanyaan terakhir pesanpun dikirimnya,
dan Akra pun kembali berkutat dan bersembunyi dibalik selimut yang udah agak
lumayan dekil dan si empuk yang lumayanlah standarnya anak kosan.
***
Suara merdu mengalun dari kamar kuning itu, Green asyik
dengan lagunya Sherina. Green pun terbawa suasana dan mulai bernyanyi,
Saat bintang datang
Tampak jelas di
awan
Ingin menggapai
kejora
Kan ku peluk
sungguh
Menghapus luka di
diri
Tiada lelahku
menanti dan tunggu
harapan yang dulu
kau janjikan
namun sampai kapan
ku harus teru begini, kasih..
bila cinta memang
harus memilih
katakanlah pasti
kepadaku
dia atau daku kasih
dapatkan cintamu
takkan ku ingkari
kenyataan yang ada
dan bila kita
memang harus berpisah
oh kekasihku
biarkan aku dengan
cintaku
dengan jalanku
kan ku ukir manis
kenangan kasih kita
namun kapan kasih
ku dapat merenda
cinta ini....
Andity “merenda
kasih”
How do i live
without you... reff dari lagu yang judulnya How Do I pun mengiringi satu pesan yang
masuk ke handphone hijaunya yang selalu berkilau. Satu pesan singkat dari Ayu,
cewe yang senang menemani sang pacar yang sibuk nyusun skripsi.
Woi Green, dmn??
Kul ga?? Ko blum
dateng....
Masuk akal
juga sih pertanyaan itu, RTSnya Green alias Rumah Tinggal Sementara alias kosan
deket banget ama kampus, bisa dibilang tetangganya kampus. Mungkin itu juga
kali ya yang selalu bikin Green nyalse2)
dan beberapa kali berujung dengan keadaan kelas yang sudah dihadiri sang dosen.
Iya,,mau..
Dosennya uda dtg
belon???
Bru beres mandi
neeh, mana belum makan lagi L
Sending........
Satu balasan pesan singkat
dari Green yang dia ketik sambil ribut membereskan buku yang masih ada di luar
tas merah merona lengkap dengan hiasan pita perak bergantungkan tiga butir
manik-manik hitam yang cukup menonjol.
Jumat, 16 Desember 2011
MARBLOCKING
Media pembelajaran yang akan kami
peragakan bernama MARBLOCKING; mar dari kata marble, block dari kata block, dan ing dari kata counting.
Jadi MARBLOKING adalah sebuah media
pembelajaran matematika yang dapat membantu dalam operasi hitung aljabar
menggunakan marble dan block. Adapun operasi hitung aljabar
yang dapat dilakukan dengan MARBLOKING,
meliputi penjumlahan, pengurangan, perbandingan nilai angka dan pembagian.
Rabu, 14 Desember 2011
Sabtu, 26 November 2011
_samyaphotograph_
Braga, 5 oktober 2011
ada satu perkuliahan yang bisa membuatku teramat senang meski ku akui banyak sekali tugas yang harus kulewat, tapi tetap ada rasa senang yg begitu besar saat aku berada di matakuliah ini,
yah salah satu alasannya adalah karna akan bertemu dengan sosok idola yaitu "kamera".
fotografi adalah slah satu hobiku yang muncul saat awal kuliah, alasannya karena aku ingin seperti mereka mengabadikan setiap moment. "PERFORMA". UKM yang membuat aku menggebu untuk mengikutinya, membidik objek, mengumpulkan cahaya pada lensa, dan membuat cerita yang mengesankan dalam bentuk sebuah "Foto".
tugas kedua yang membuatku menggebu-gebu untuk mengerjakannya adalah "huntung foto dan pengeditan" sebenarnya aku lebih suka "menjepret" dibanding "mengedit". foto tanpa edit memperlihatkan suatu keaslian ide yang sebenarnya, meskipun aku mengakui bahwa dengan di edit menghasilkan foto yang lebih bagus.
Hari ini aku menjadwalkan untuk melakukan pemotretan dengan dua orang temanku sebagai model yang sekaligus teman yg berbaik hati meminjamkan kameranya :-D
sahabat, model terbaikku yang selalu mau aku omelin dengan kata "ayo senyum, relaks, dan santai saja... dsb"
hahahaa fotografer bawel memang aku...
berawal dari fitting baju dan touch up makem up :
dan
mulai lah jepretan di awal (dan kali ini harus bergiliran dg pasangan yg sdg melakukan prewed):
ini dua foto yang aku suka karna mereka sama skali tak sadar aku jepret,hehehe :
sangat seru seharian dengan mereka (setengah hari sih lebih tepatnya),,,
dan foto yang aku berikan untuk tugas kali ini sama sekali bukan foto-foto di atas,karna untuk kali ini dibatasi foto close-up dan gedung...
seperti ini nih hasil fotografer yang masih amatir dengan jepretan dan editannya:
BEFORE
AFTER
_samyaphotograph_
Faktor Kesulitan Siswa dalam Belajar Matematika
Faktor Kesulitan Siswa dalam Belajar Matematika
Restu Novitasamya
(Universitas Pendidikan Indonesia)
Abstrak
Dalam sebuah proses pembelajaran ada sebuah acuan yang menjadi tolak ukur keberhasilan bagi siswa yaitu suatu pemahaman dan penerapan dari proses pembelajaran itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri terkadang siswa mempunyai kendala–kendala pada saat belajar matematika yang mengakibatkan siswa tersebut merasa kesulitan untuk belajar matematika. Bahkan, ada beberapa siswa yang malah merasa ketakutan terlebih dahulu dan mengatakan bahwa matematika itu sulit, padahal mereka sendiri belum mencoba untuk belajar matematika. Dalam pencapaian suatu keberhasilan selalu terdapat suatu faktor baik faktor pendorong maupun faktor penghambat yang dapat mempengaruhi siswa. Faktor pendorong merupakan suatu faktor yang dapat membuat suatu keberhasilan lebih cepat tercapai. Sedangkan, faktor penghambat dapat membuat suatu keberhasilan lebih lambat tercapai bahkan mungkin tidak tercapai sama sekali. Faktor penghambat juga dapat membuat siswa merasa minder dan kurang bersemangat. Salah satu proses pembelajaran yang melibatkan dua faktor tersebut adalah proses pembelajaran dalam matematika. Dalam proses pembelajaran matemnatika faktor–faktor tersebut selalu terlihat dengan jelas, terutama faktor penghambat. Hal itu dikarenakan tingkat pencapaian pamahaman dan penerapannya dikatakan sulit.
Kata kunci : FaktorKesulitan Siswa, Belajar Matematika
Pendahuluan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:312) “ Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu …”. Faktor sangat berpengaruh terhadap suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dan faktor bisa dijadikan sebuah alasan dari sesuatu hal yang akan dilakukan.
Seorang siswa sangat rentan terhadap faktor–faktor yang ada di sekitar lingkungan mereka, dikarenakan karakteristik siswa yang masih labil. Oleh sebab itu, siswa dapat menjadi lebih aktif dan kreatif ketika selalu ada faktor pendorong, tetapi siswa bisa saja menjadi down ketika ada faktor penghambat pada saat proses pembelajaran, terutama belajar matematika.
Faktor Dalam Pembelajaran Matematika
Hal yang paling utama dalam sebuah proses pembelajaran matematika yaitu adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa agar dapat tercapainya keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran matematika. Nuriana (2007) “Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika, guru seharusnya mengetahui hakikat matematika itu sendiri, hakikat anak, dan cara mengajarkan matematika menurut teori yang diterapkan.”
Pada hakikatnya matematika itu adalah sebuah ilmu ukur yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari–hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:723) arti matematika itu sendiri adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Nuriana (2007) mengungkapkan bahwa “…matematika juga dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika, batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas intelektual.” “… matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. … matematika sebagai ilmu bantu dalam mengiterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan. Sujono (Nuriana, 2007).
Pada proses pembelajaran matematika seringkali muncul faktor–faktor yang menyebabkan siswa merasa kesulitan untuk belajar matematika. Faktor-faktor tersebut dapat timbul dari dalam diri siswa itu sendiri. Seperti, pemikiran siswa yang mengatakan bahwa dia tidak menyukai matematika sebelum siswa tersebut mencoba memahami matematika. Fadjar (2008) “Seorang siswa ditengarai gurunya tidak menyukai matematika. Hal ini ditandai dengan sikapnya yang acuh tak acuh ketika berada di kelas.” Norjoharuddeen (Fadjar, 2008) “ terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran matematika pada diri setiap siswa, yaitu: (1) faktor kognitif dan (2) faktor non-kognitif. … . terdapat dua faktor non-kognitif … yaitu: (1) faktor afektif dan (2) faktor metakognitif. ” Schoenfeld (Fadjar, 2008) berdasarkan pendapat Flavell istilah metakognitif mengacu pada dua hal, yaitu: (1) pengetahuan atau kesadaran seseorang tentang proses berpikir dirinya sendiri … dan (2) pengendalian diri (kontrol atau self regulation) selama berpikir…. Faktor afektif mengacu pada berbagai perasaan (feelings) dan kecenderungan hati (mood) yang secara umum termasuk kepada hal–hal yang tidak berkait dengan kemampuan berpikir … .” Munculnya sikap atau pemikiran tersebut jelas dapat mempengaruhi proses pembelajaran matematika. Fadjar (2008) “… sikap negatif tidak dapat membantu siswa untuk menghargai mata pelajaran matematika dan tidak dapat membantu siswa mengembangkan rasa percaya diri terhadap kemampuan dirinya.”
Kemudian rasa malas yang timbul dari diri siswa dalam pengerjaan soal, apalagi membuktikan suatu teori dari suatu konsep yang telah dipahami. Padahal, Dienes (Kristiyanto,2007) menyatakan bahwa tiap – tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik, kemudian suatu proses pemahaman (abstraction) berlangsung selama belajar.
Selain itu, kebiasaan siswa yang seringkali menghapal apa yang dipelajari (seperti rumus) tanpa tahu konsep dari materi yang dipelajari juga merupakan faktor yang mengakibatkan siswa merasa sulit untuk belajar matematika karena menganggap bahwa matematika itu banyak rumus. Padahal pemahaman sebuah konsep merupakan dasar dari pembelajaran matematika. Romberg (Nuriana, 2007) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Sehingga siswa tersebut tidak lagi menganggap belajar matematika itu sulit karena siswa telah mampu berpikir kreatif.
Faktor–faktor yang menyebabkan siswa merasa sulit untuk belajar matematika selain timbul dari dalam diri siswa, dapat juga berasal dari para pengajar atau guru (meskipun tidak semua guru seperti ini). Pertama, kebiasaan para guru yang memberikan materi dengan cepat dan atau kurang terperinci. Kemudian para guru terkadang lebih sering memberikan rumus – rumus dengan sedikit pemaparan atau penjelasan konsep yang mendasari rumus tersebut. Padahal, untuk membuat siswa lebih menarik dalam belajar matematika tidak seharusnya seperti itu. Dienes (Kristiyanto,2007) “Materi harus dinyatakan dalam berbagai penyajian (multiple embodiment), sehingga anak–anak dapat bermain dengan bermacam–macam material yang dapat mengembangkan minat anak didik. Berbagai penyajian materi (multiple embodiment) dapat mempermudah prose pengklasifikasian abstraksi konsep.” Selain itu, seharusnya para guru selalu memberikan motivasi agar anak merasa nyaman dengan matematika seperti memberikan ilustrasi–ilustrasi pada saat proses pembelajaran. Dienes (Kristiyanto,2007) “ memotivasi anak didik untuk mengabstraksikan pelajaran tanda material konkret dengan gambar yang sederhana, grafik, peta, dan akhirnya memadukan simbol–simbol dengan konsep tersebut. Langkah–langkah ini merupakan suatu cara untuk memberikan kesempatan kepada anak didik ikut berpartisipasi dalam proses penemuan dan formulasi melalui percobaan matematika.”
Kemudian, kurangnya pemaparan akan manfaat atau kaitan langsung dari materi itu sendiri terhadap kehidupan sehari–hari. Padahal matematika itu sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari–hari. Jackson (Nuriana, 2007) secara umum matematika adalah penting bagi kehidupan masyarakat. Romberg (Nuriana, 2007) mengungkapkan bahwa matematika diajarkan di sekolah dalam rangka memenuhi kebutuhan jangka panjang (long-item functional needs) bagi siswa dan masyarakat.
Ternyata penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa tidak hanya sebatas itu, melainkan ada hal lain yang menjadi penyebab siswa merasa kesulitan belajar matematika yaitu diskalkulia (sebuah penyakit yang menyebabkan kesulitan dalam berhitung). Jacinta (Nakita, 2006) “ Diskalkulia disebut juga dengan istilah “math difficulty”karena menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Kesulitan ini dapat ditinjau secara kuantitatif yang terbagi menjadi kesulitan berhitung (counting) dan mengkalkulasi (calculating). Anak yang bersangkutan akan menunjukan kesulitan dalam memahami proses–proses matematis. Hal ini biasanya ditandai dengan munculnya kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan angka ataupun simbol matematis.”
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemikiran dan temuan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi penyebab siswa merasa sulit belajar matematika dapat timbul dari dalam diri siswa seperti sikap dan pemikirannya, kemudian dari cara penyampaian materi oleh pengajar atau guru, dan juga diakibatkan dari suatu penyakit yang bernama diskalkulia yang mungkin menimpa siswa.
Saran
Berdasarkan uraian simpulan yang telah dikemukakan, maka diajukan saran sebagai berikut. Kepada siswa disarankan agar terlebih dahulu mengenal matematika sebelum beranggapan bahwa belajar matematika itu sulit serta memahami terlebih dahulu suatu konsep sebelum mengaplikasikannya pada suatu permasalahan. Bagi para guru disarankan agar dapat memaparkan materi dengan memberikan pemahaman akan konsep dari materi tersebut serta memberikan penjelasan tentang kaitan–kaitannya dalam kehidupan sehari–hari agar siswa dapat memahami matematika itu sendiri dan mengetahui manfaat matematika terhadap kehidupan bermasyarakat yang ternyata sangat besar.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kristiyanto, Al. (2007). Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori Dienes. [Online]. Tersedia: http://www.kris-22.blogspot.com/2007/12/Pembelajaran-Matematika-Berdasar-Teori_04.html. [26 Mei 2009]
Nakita. (2006). Mengenal Gangguan Belajar Diskalkulia dan Disgrafia. [Online]. Tersedia: http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg02650.html. [12 Mei 2009]
R. D, Nuriana. (2009). Pembelajaran Matematika Dengan Teori Belajar Konstruktivisme. [Online]. Tersedia: http://www.rmakoe.wordpress.com/2009/02/27/Pembelajaran-Matematika-Dengan-Teori-Belajar-Konstruktivisme/. [26 Mei 2009]
Shadiq, Fadjar. (2008). Bagaimana Cara Guru Memanfaatkan Faktor Sikap Dalam Pembelajaran Matematika? [Online]. Tersedia: http://www.Fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/12/08-afektif_limas_1.pdf. [12 Mei 2009]
Langganan:
Postingan (Atom)